Revolusi Pendidikan di Indonesia Demi Kualitas Bangsa yang Baik

Arenapublik.com - Berbicara terkait pendidikan di Indonesia memang tidak ada habisnya, hal ini ditambahkan adanya pandemi yang masih belum tahu kapan akan berakhirnya. Menyebabkan siswa dan siswi dari tingkat Paud hingga SMA tidak bisa bersekolah tatap muka, bahkan hampir seluruh kampus yang ada di Indonesia sementara tutup aktifitas tatap muka untuk mengadakan transfer ilmu kepada mahasiswa. Kondisi pendidikan di Indonesia bisa dikategorikan jauh dari kata baik, mulai dari kesejahteraan para guru hingga kualitas para siswanya. 

Banyak para siswa mengeluh karena kurikulum pendidikan saat ini semakin sulit, mereka dituntut untuk bisa menguasai banyak bidang ilmu sekaligus dalam satu waktu, seperti memahami mata pelajaran Fisika, Matematika, Kimia, Biologi, Geografi, Sejarah, dan lain sebagainya. Dalam kondisi mental, banyak siswa merasa tertekan dikarenakan banyaknya materi yang harus mereka kuasai dan tidak terfokus dalam satu atau beberapa materi. 

Keluhan kembali muncul dari para tenaga pendidik, dikarenakan mereka harus adaptasi dengan metode pembelajaran secara daring atau online yang mengakibatkan pekerjaan mereka lebih banyak. Belum lagi gagap teknologi dari sebagian tenaga pendidik yang masih belum menguasai gadget sepenuhnya. Oleh sebab itu, pada artikel ini kami memberikan satu tulisan singkat diperlukannya revolusi pendidikan di Indonesia baik dari tingkat bawah hingga tingkat atas. 

Kesejahteraan Para Guru

Masih menjadi persoalan yang sangat urgent di lingkungan kerja sekolah dengan hadirnya guru honorer di setiap instansi pendidikan. Murahnya bayaran yang mereka terima mulai dari 100 ribu sampai 300 ribu rupiah menyebabkan kesejahteraan hidup guru masih di bawah standar. Belum lagi nilai kebutuhan pokok yang setiap hari makin naik, kebutuhan bensin jika jarak rumah dan sekolah cukup jauh, dan biaya lain sebagainya. 

Masih ingat dalam ingatan kita akan sebuah lagu dari musisi Iwan Fals, yang berjudul "Oemar Bakri" di mana lagu tersebut menceritakan tentang nasib para guru, beban tanggung jawab yang sangat besar, tetapi dalam urusan gaji, mereka selalu kena kebiri. 

Tanpa bantuan seorang guru, pejabat tinggi yang ada di posisi enak Pemerintahan sekarang bukanlah siapa siapa, tanpa tangan dari seorang guru juga kita hidup tanpa pengetahuan. Guru merupakan sumber ilmu, bagaikan sumber mata air yang jernih. Penghormatan Negara terhadap nasib para guru honorer khususnya masih sangat rendah, betul ada pepatah yang mengatakan pahlawan tanpa tanda jasa. Sosok seorang guru lah yang dimaksud. 

Sertifikasi Ahli Profesi Guru

Sebagai langkah konkrit dalam melakukan revolusi pendidikan di Indonesia adalah dengan dilakukannya sertifikasi ahli profesi pada setiap guru, kita sepakat bahwa untuk mendapatkan hasil panen yang bagus, petani yang menebar benih dan menggarap lahan pertanianpun harus mempunyai jam terbang yang bagus. Begitu juga halnya dengan profesi guru, jika ingin mendapatkan kualitas siswa dan siswi yang baik, maka setiap guru dari bidang pendidikan tertentu yang memang memiliki potensi harus diikutkan sertiikasi ahli profesi, dan dilakukan evaluasi setiap tahun nya. 

Kejadian serupa sama hal nya dengan seorang Prof. Yohanes Surya yang berhasil mendidik siswa dan siswi asal Papua, bukti nyatanya mereka berhasil menjuarai olimpiade internasional. Oleh sebab itu, kunci kesuksesan dan hasil dari menebar benih yang bagus berada di tangan seorang petani yang handal juga. 

Sertifikasi ahli profesi ini juga harus memiliki standar penguasaan teknologi dari setiap guru juga, karena perkembangan jaman yang menuntut semua tenaga pendidik harus bisa beradaptasi dengan cepat untuk penguasaan jenis gadget dan aplikasi terkini. Jika telah menyiapkan pondasi yang kuat dimulai dari kualitas guru yang baik, kemungkinan terjadinya gagal panen akan semakin kecil bila diibaratkan dengan menuai tanaman. 

Menetapkan Mata Pelajaran IT Advance

Demi terwujudnya revolusi pendidikan di Indonesia, diperlukan percepatan mata pelajaran IT ke tingkat yang lebih advance, hal ini perlu dilakukan segera mengingat tenaga ahli dibidang coding atau programmer di Indonesia masih sangat minim, siswa dan siswi di Indonesia masih banyak menjadi seorang user dari setiap aplikasi, masih sedikit yang menjadi creator dari aplikasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, sudah menjadi PR penting juga khususnya bagi para guru IT. 

Bagaimana cara mereka mengemas kurikulum dan pembelajaran kelas IT untuk tingkat advance menjadi menarik, sehingga para siswa dan siswi saat mengikuti kelas tersebut tidak menjadi momok yang menyeramkan. Langkah tersebut wajib dilakukan mengingat efek pandemi yang menyebabkan kebutuhan tenaga dalam bidang IT pun semakin meningkat, baik itu bergerak di data science, programming, web development, dan lain sebagainya. 

Dalam mata pelajaran IT juga bisa mengenalkan beberapa software yang saat ini sangat laris di kalangan industri kreatif, seperti mengajarkan penggunaan aplikasi Adobe Ilustrator, After Effect, dan lain sebagainya. Sehingga mereka bisa terus bergerak dengan membuat video motion kreatif. 

Penutup dan Saran

Sebagai calon orang tua, tidak heran kita menginginkan yang terbaik untuk anak kita selama mengeyam bangku sekolah. Tetapi, sebagai orang tua yang baik juga kita tidak harus menuntut anak kita untuk bisa disetiap mata pelajaran sekolah. Sudah sewajarnya sebagai orang tua kita harus mengarahkan apa yang menjadi minat dan bakat dari anak. 

Mata pelajaran di Indonesia memang masih banyak dan belum sepenuhnya dipangkas, tetapi jika kita memilki pikiran yang positif tentang potensi otak yang dimiliki oleh manusia tentunya tidak masalah jika menerima berbagai ilmu dari mana saja. Ibaratkan ilmu adalah air hujan, dan kita adalah suatu kolam yang jika dicurahi oleh hujan meskipun banyak yang terbuang tetapi masih ada yang masuk juga di dalam wadah tersebut. 

Saran yang diberikan agar proses revolusi pendidikan di Indonesia dapat berjalan dengan baik adalah kita sebagai orang tua harus mengajarkan adab dan budi pekerti yang baik juga kepada anak kita di rumah. Untuk urusan ilmu pengetahuan memang sudah menjadi tugas seorang guru, tetapi untuk adab dan perilaku, peran orang tua juga sangat dibutuhkan. Percuma jika kita memiliki anak yang ilmu pengetahuannya di atas rata rata tetapi adab dari anak jauh di bawah rata rata.